Latest update :

Akhirnya Kudapatkan Juga Cintaku

Ilustrasi.

Perjalanan di mulai

Namaku Reza Abdul Basith. Menurut cerita ayahku, pemberian nama belakang Al Basith salah satu nama asma ul husna yang berarti Dzat yang maha memperluas, Agar anaknya di luaskan rezekinya, jodohnya dan ilmunya juga.

Selepas mengikuti pendidikan di MA Raden Fatah, Demak, Jawa Tengah. Aku merantau ke sumatra. Entah bagaimana Desa Kuning, Kecamatan Singingi, di Riau yang ku pilih untuk mengimplementasikan ilmu dan menjadi pengajar ilmu agama di sebuah madrasa. 

Desa ini adalah salah satu perkampungan transmigran yang mayoritas penduduknya terbilang sukses. selain mengajar, sesekali aku juga mendapat undangan dakwa atau ceramah di masyarakat setempat. Karena asik dengan rutinitas baru, tidak terasa sudah 6 bulan kulewati hari di rantau orang. Suatu ketika pemerintah daerah menggelar seleksi Musabaqah Tilawatil Qur'an,ajang pemilihan bibit peserta untuk di bina di tingkat kabupaten. Alhamdulillah tempatku menjadi tempat penyelenggaraan lomba.

Kesempatan emas itupun tak kusia -siakan, aku yang punya bakat di bidang kaligrafi pun mencoba peruntungan mengikuti seleksi di cabang khaththil Qur'an, menulis indahnya ayat Al Qur'an. Kebetulannya lagi lomba kaligrafi itu di selengarakan di masjid di desaku. 

Usai lomba akupun berkeliling mau lihat-lihat suasana di cabang lainyang juga di perlombakan di masjid itu. Tak disangka saat tengah asik menyaksikan lomba tilawah tingkat remaja, pandanganku terpaku kepada seorang remaja putri yang sedang tampil. Suaranya yang indah seakan menyihirku menjadi termangu beku. dan timbullah Rasa kagum yang luar biasa dalam hatiku. "sudah cantik, pintar membaca alqur'an, suaranya bagus lagi" kataku dalam hati.

Anehnya hingga acara selesai, bayangan si gadis masih saja bergelayut di benakku. kemerduan suaranya masih terngiang di telingaku.tanpa sadar ternyata aku melantunkan bacaan yang ia bacakan saat lomba tilawah.

"apakah ini yang namanya cinata?"

Calon Istri Idaman
Ilustrasi

Perlahan perasaan itu semakin besar. Ingin rasa untuk menikahinya. tapi, kenal namanya saja belum, belum lagi rumahnya dimana, orangtuanya siapa dan yang tidak kalah pentingnya lagi sepeserpun tak ada di kantongku. 

Waktupun terus berlalu, karena masih terbayang bayang dengan sang qari'ah aku jadi sering cerita tentang gadis impianku dengan teman teman kerjaku di madrasah, lengkap dengan ciri cirinya. Pucuk di cinta ulam pun tiba kata orang. Salah seorang temanku ternyata mengenalnya. Ternyata gadis qari'ah itu bernama Misyanti, tetangganya. Kawanku juga bercerita, diluar jam belajarnya dia juga mengajar anak anak mengaji. "amboi.. benar-benar calon istri idaman" seruku semakin kagum.

Setelah mempersiapkan mental, suatu senja aku berkunjung kerumahnya. Di depan pintu ku ucapkan salam. Dari dalam rumah terdengar suara lembut menjawab salamku. "ya Allah merdu sekali" mantap! pikirku
Tak lama kemudian sang qari'ah keluar dengan mengenakan kebaya dan jilbab "subhanallah".

karena baru kunjungan pertama, aku hanya berkenalan dan ngobrol ringan. Tak lama pun aku pamit pulang. keramahan Misyanti membuat niatku untuk menikahinya semakin kuat.

Selang beberapa hari, kembali aku bersilaturahmi kerumahnya. Kali itu tekadku sudah bulat. dengan penuh sopan santun ku ungkapkan cintaku padanya, tak lupa ku sampaikan perasaan cinta itu bukan seperti kebanyakan pemuda yang hanya ingin pacaran untuk bersenang senang. dengan pandangan tertunduk ku sampaikan niatku untuk memperistrinya, sesegera mungkin kalau ia menerima cintaku. Dengan santun pula jawaban meluncur dari bibirnya, meluluhkan jantungku, Dia menolakku. Dia menolakku dengan alasan sudah mempunyai calon suami yang saat itu sedang kerja di Medan.

Hatiku langsung hancur berkeping keping, pulang dengan langkah gontai.

Perubahan drastis tentu saja langsung tampak di wajahku, aku yang beberapa minggu ini nampak ceria dan selalu bersenandung gembira, tiba tiba nampak murung. Kepada beberapa kawan mengajar aku ceritakan kepedihan hatiku. Kawanku yang bertetangga dengan misyanti ternyata bersimpati padaku. diam diam dia mendekati gadis itu dan membujuknya untuk menerimaku. kepada sang gadis di bercerita banyak tentang kebaikanku.

Akhinya pada suatu malam dengan di saksikan kawanku, misyanti bersedia menerima cintaku dan siap menjadi pendamping hidupku. Ia memintaku agar segera melamarnya!

Ditolak Calon Mertua

Dengan semangat aku mengajak orangtua akngkatku untuk menemui orangtuanya. Namun lagi-lagi aku harus menelan pilpahit. Orangtuanya menolakku dengan berbagai alasan. Berkali-kali rekanku meyakinkan mereka namun keputusan penolakan akhirnya tak pernah berubah. 
Aku sangat kecewa, teramat sangat kecewa. Yang awalnya harapanku sudah melambung setinggi langit, kini habis tak bersisa. 

Malam itu aku tersuruk di atas sajadahku, kutumpahkan semua gundahku kepada sang khaliq. Tiba tiba seperti ada yang menyala di otakku, aku menemukan jawaban atas semua kekecewaan itu... ya aku menemukannya. 

Share this article :

Posting Komentar

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
* Berkomentarlah dengan baik
* Dilarang meninggalkan link dalam komentar
* Terimakasih atas komentarnya

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. DM blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger